Percaya tidak percaya, punya punya bakat saja tidaklah cukup. Bakat adalah potensi yang ada dalam diri kita andai kita berdiam diri, bakat itu juga akan diam saja tanpa memberikan kontribusi apa pun. Tugas kita tentu tidak hanya berhenti memetakan bakat yang terpendam dalam diri kita, lebih dari itu Kita harus pandai-pandai mengelolanya. Semakin besar bakat kita, semakin tinggi impian kita, semakin besar kemampuan kita, tentu akan semakin besar pula tangung jawab kita untuk mengembangkan bakat dan meraih prestasi.
Sebab kepuasan terbesar bukan hanya sekedar tahu kalau diri kita berbakat, melainkan kita mampu mengoptimalkan bakat tersebut hingga semua impian kita tercapai, hingga ada kontribusinya untuk orang lain dan kebahagiaan kita. Nah, untuk mengoptimalkannya, kita butuh kebulatan tekad, artinya jangan setengah-setengah, jangan memulai segala sesuatu dengan setengah hati, jangan antara iya atau tidak, jadi pastikan: iya! Sebab tanpa kebulatan tekad, nantinya kita bakal mudah goyah dan hilang semangat di tengah jalan.
Tekat artinya kemauan yang kuat (tanpa keraguan),
kebulatan hati (tanpa celah),
dan juga kehendak yang tak mau berubah.
Secara alami, tekad ini akan terbentuk sendiri kalau kita mau mengikuti naluri kita. Bagaimana suara hati? Bukan sekedar mengikuti komentar orang lain. Semuanya itu pun tidak terlepas dari potensi diri kita (bakat) yang kita miliki dan passion (kegemaran) juga. Nah, untuk membulatkan tekad, kita bisa menanyakan pada diri kita sendiri dengan bantuan pertanyaan di bawah ini:
- Apakah yang benar-benar aku inginkan?
- Apakah yang sesungguhnya bisa aku kembangkan dari potensi diriku?
- Apa saja ikhtiar yang harus aku lakukan untuk meraih impian ku?
- Apa saja resiko yang akan aku hadapi jika mau meraih impianku?
- Apakah aku akan mudah menyerah jika ada orang yang meremehkan?
Sekali lagi kebulatan tekad hanya bisa kita miliki kalau kita tahu kemampuan kita, tahu apa persisnya impian yang harus digapai, tahu kemana kita harus melangkah, tahu resiko yang mungkin saja akan hadapi, dan tidak akan menyerah meski orang lain meremehkan impian dan ikhtiar kita.
Baca juga: Cara Pinjam Uang di Lazada Tanpa Harus Ribet
Ini kisa nyata. Berawal dari pengalaman pahit masa lalu yang kesusahan untuk bisa mengakses buku-buku Bagus, lelaki penjual jamu keliling ini memiliki impian untuk membuka perpustakaan gratis di kampungnya. Impian ini pun awalnya hanya di pandang sebelah mata oleh orang-orang. Mampukah ia mewujudkan impian itu?
Suami dari imroatul mufida ini pun bertekad untuk mewujudkan impiannya itu, meski sebelumnya tak mendapatkan dukungan dari siapa pun. Sedikit demi sedikit, ia mulai menyisihkan penghasilannya dari menjual jamu untuk membeli buku-buku bekas di pasar porong, Sidoarjo. Ia pun mengumpulkan buku-buku lamanya, buku yang ia dapatkan ketika dulu belajar di pesantren. Dengan bermodal buku-buku bekas itulah, perpustakaan mininya dibuka untuk warga sekitar.
Uniknya, sembari berjualan jamu keliling dengan mengendarai motor, ia juga membawa buku-buku bekas itu. Semua buku ditata rapi berjejer dan berdampingan dengan botol-botol jamunya. Di papan (rak kecil) tempat buku itu dijejerkan , tertera tulisan: sak iki jamane moco ( sekarang zamannya membaca). Sebuah ajakan kepada masyarakat sekitar agar mau dan gemar membaca.
Buku-buku yang dibawahnya itu boleh dibaca dan juga boleh dipinjam siapa saja, gratis, baik yang membeli jamunya atau tidak. Sungguh pemandangan yang unik: orang-orang membeli dan meminum jamu lalau membaca buku. Badan sehat dengan meminum jamu, pikiran pun bertambah cerdas dengan membaca buku.
Baca juga: 8 Aplikasi Saham OJK Terpercaya, Investasi Aman
Dengan kebulatan tekad, sudah beberapa tahun lamanya, kini ia benar-benar memiliki perpustakaan untuk anak-anak di rumahnya, perpustakaan kelilingnya, dan perpustakaan desa (umum) menggunakan sebuah gedung bekas poliklinik yang tidak terpakai meski pun dulunya tak banyak yang membantunya ia tetap membulatkan tekad untuk mewujudkan impiannya itu. Kini ikhtiarnya pun telah mengundang decak kagum orang-orang. perlahan-lahan, mulai banyak pihak yang membantu sehingga bertambah koleksi buku-bukunya.
Tidak berhenti sampai di situ saja, lekai yang hanya tamat SMP ini kerap kali menggelar seminar pendidikan gratis untuk anak-anak dewasa (umum). Berkali-kali pula ia akhirnya mendapat hadiah jutaan rupiah dari lomba-lomba kreativitas dan pengabdian masyarakat. Smua uang yang ia terima pun ia gunakan untuk pengembangan perpustakaan. Kini tidak hanya akses internet, sungguh sedikit demi sedikit impiannya terwujud ia memiliki impian yang tak lelah berjuang: fauji baim dari Sidoarjo, jawa timur.
Terbukti kan? Bahwa kebulatan tekad pastinya akan berubah keberanian. Ya berani asal niatnya baik, kenapa kita harus takut dan mundur? Kalu memang niatnya sudah baik dan lurus, tinggal melangkah dengan penuh keberanian dan antusias. Percaya tidak percaya kalau memang kita sudah membulatkan tekad, maka keberanian akan muncul sendiri dan akan sangat antusias untuk mewujudkannya.
Baca juga: 5 Ide Bisnis Franchise Modal Kecil Dibawah 5 juta
Seperti mas Fauzi Baim yang berani mengajak warga untuk gambar membaca meski hanya sebatas menawarkan buku-buku bekas, tetapi ia telah terbukti membulatkan tekad, berani untuk melangkah, dan sangat bersemangat. alhasil, meski membutuhkan waktu bertahun-tahun lamanya, perpustakaan gratis pun bisa diwujudkannya.
Bulatkan tekad=keberanian+antusiasme
Percayalah orang lain tidak akan ikut tergerak kalau kita sendiri tidak yakin dengan impian kita. Orang lain tidak akan mudah percaya saat kita sendiri masih ragu apakah impian kita bisa terwujud atau tidak. Orang lain pun akan bingung kalau kita memiliki impian tapi masih saja sebatas angan-angan kini giliran kita membuktikan apa yang kita yakini apa yang kita impikan. Berani?
Prestasi puncak itu hanya dapat diraih jika ada
hasrat yang kuat (David C. McClelland)
Allah berfirman:
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ
“kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.