Menjadikan Puasa Sebagai Gaya Hidup Sehat Zaman ‘Now’

Menjadikan Puasa Sebagai Gaya Hidup Sehat Zaman ‘Now’
Menjadikan Puasa Sebagai Gaya Hidup Sehat Zaman ‘Now’

Bulan Ramadhan identik dengan bulan puasa bagi umat Islam. Bulan Ramadhan merupakan momen spesial untuk melatih diri dalam mengontrol berbagai segi kehidupan, khususnya dari segi asupan makanan dan minuman sehari-hari.

Puasa Ramadhan dan Diet Ketat

Puasa Ramadhan dan Diet Ketat

Seorang Muslim melakukan puasa dikarenakan sebagai tanda patuh dalam menjalankan kewajibannya dalam menjalankan ibadah dan bukan karena pengetahuannya terkait manfaat berpuasa secara ilmu medis. Bagi beberapa orang zaman ‘now’, berpuasa merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengatur keseimbangan berat badan, mengistirahatkan saluran pencernaan, menurunkan lemak darah, dan semacamnya.

Berbeda dengan puasa dalam Islam (Ramadhan), beberapa metode atau cara yang hampir serupa dengan puasa, seperti diet ketat memiliki beberapa dampak efek samping yang kurang baik bagi kesehatan tubuh. Puasa dalam Islam berbeda dengan metode diet tersebut karena tidak mengakibatkan kekurangan nutrisi atau asupan kalori yang tidak mencukupi dalam beraktivitas sehari-hari selama bulan Ramadhan. Asupan kalori seorang Muslim selama Ramadhan memenuhi atau sedikit di bawah pedoman kebutuhan gizi.

Baca juga: Manfaat Buah Delima Yang Perlu Diketahui

Selanjutnya, perbedaan antara puasa Ramadhan dengan diet ketat adalah terletak pada waktu makannya. Selama puasa Ramadhan, kita pada umumnya melewatkan sarapan, makan siang dan tidak makan sampai senja. Juga tidak minum air putih selama rentang waktu 8-10 jam. Tidak minum air putih selama 8-10 jam.

Baca juga:  Memutus Rantai Kebaikan Sungguh Tak Baik Bagimu

Sedangkan diet ketat dilakukan dengan mengatur jam makan yang dibagi per jam setiap waktunya, baik sarapan, makan siang, dan makan malamnya dengan jenis-jenis makanan tertentu. Juga, dalam puasa Ramadhan, tidak ada pilihan diet untuk jenis makanan yang dimakan selama bulan Ramadhan, seperti diet protein murni atau diet buah murni. Semuanya diperbolehkan dalam jumlah sedang. Selain itu, puasa Ramadhan ini bersifat sukarela (Jenis makanan apa saja selama masih Halal) dan bukan anjuran dari seorang dokter.

Puasa menjadi Solusi Terbaik

Puasa menjadi Solusi Terbaik - Gaya Hidup

Berbagai penyakit berat seperti diabetes, obesitas, dan kanker yang telah banyak dijumpai pada saat ini salah satu penyebabnya adalah faktor pola makan yang tidak benar baik secara kualitas maupun kuantitas. Pola makan dengan makanan yang tidak berkualitas dalam artian tidak memenuhi standar atau anjuran dalam mengkonsumsi sebuah produk makanan seperti tidak memenuhi standar kebutuhan nutrisi dan terdapat bahan-bahan kimia didalamnya.

Pola makan dengan kuantitas yang melebihi dari standar normal kapasitas tubuh, seperti makan dengan porsi berlebih, terlalu sering, dan kurangnya aktivitas yang dapat membantu proses pencernaan serta mengurangi asupan kalori dari makanan tersebut.

Baca juga: Cara Mengubah Kebiasaan Buruk Jadi Lebih Baik

Berpuasa menjadi salah satu solusi terbaik dalam memperbaiki pola makan dengan mengontrol dan menjaga sistem pencernaan dari asupan makanan serta minuman yang masuk sehingga dapat meminimalisir timbulnya berbagai penyakit-penyakit tersebut. Berbagai macam efek kesehatan bagi tubuh dapat dirasakan dengan berpuasa, baik secara fisiologis maupun psikologis.

Baca juga:  Peran Tokoh Masyarakat Dalam Menangani Pandemi

Manfaat Puasa secara Fisiologis dan Psikologis

Manfaat Puasa secara Fisiologis dan Psikologis

Efek fisiologis yang didapatkan dengan berpuasa antara lain dapat menurunkan gula darah, menurunkan kolesterol, dan tekanan darah. Selain itu, faktanya, puasa selama bulan Ramadhan akan menjadi rekomendasi ideal untuk pengobatan diabetes ringan hingga sedang, stabil, non-insulin, obesitas, dan hipertensi esensial.

Kongres Internasional pertama tentang “Kesehatan dan Ramadhan” yang diadakan di Casablanca pada tahun 1994 melakukan 50 studi ekstensif tentang puasa secara medis. Tercatat bahwa pada pasien dalam kondisi masa pemulihan dengan berpuasa sama sekali tidak memperburuk keadaan kesehatan pasien.

Baca juga: Makanan Sehat Untuk Kulit Awet Muda

Selain itu, seorang ilmuwan telah meneliti dan menyatakan dalam bukunya bahwa normalnya manusia membutuhkan masa ‘istirahat’ pada sistem pencernaannya dengan mencegah masuknya asupan makanan ke dalam tubuh dengan jangka waktu tertentu agar tubuh dapat memperbaiki seluruh sel-sel yang rusak dan mengembalikan fungsi sel tersebut pada kondisi semula (normal).

Ilmuwan tersebut juga menyatakan bahwa rentan waktu yang efektif dilakukan yaitu 2 kali dalam sepekan, 3 kali dalam sebulan dan 30 kali dalam setahun. Menakjubkannya, Islam telah memberi konsep kesehatan dengan cara berpuasa dari 14 abad yang lalu yang baru dapat dibuktikan secara ilmiah akan manfaatnya akhir-akhir ini.

Selain memiliki efek secara fisiologis, puasa juga memiliki efek secara psikologis. Orang yang berpuasa di bulan Ramadhan akan merasa tenang dan damai. Permusuhan antar sesama menjadi berkurang dan tingkat kejahatan pun menurun. Hal tersebut dikarenakan keadaan tubuh (perut) yang kosong dengan tidak ‘dibebani’ asupan makanan dan minuman, maka otak menjadi lebih ‘tajam’ dan fokus dalam berkonsentrasi.

Baca juga:  Malas Shalat? Berikut 7 Tips Agar Rajin Mengerjakan Shalat

Selain itu, seorang Muslim dituntut dapat menerapkan apa yang dinasihatkan oleh Nabi Muhammad SAW, yakni “Jika ada yang memfitnah anda atau menyerang kamu, katakan saya sedang berpuasa” (HR. Bukhari dan Muslim), dengan cara menahan dan mengontrol emosi, amarah, kebencian, dendam, berkata kasar, serta sifat-sifat tidak baik lainnya.  Peningkatan psikologis ini dapat dikaitkan dengan fakta bahwa hipoglikemia postprandial mengarah pada stabilisasi gula darah menjadi lebih baik selama berpuasa.

Menyehatkan dan Berpahala (Kebaikan)

Menyehatkan dan Berpahala (Kebaikan)

Selain menyehatkan, berpuasa dengan diniatkan untuk menjalakankan kewajiban dan sebagai tanda kepatuhan kepada Sang Pencipta, maka puasa tersebut dapat bernilai pahala serta kebaikan yang sangat melimpah. Selain itu, berpuasa adalah ibadah khusus yang hanya terjadi antara hamba dengan Tuhannya dimana tidak ada yang bisa memastikan apakah hamba tersebut benar-benar berpuasa.

Baca juga: Makanan Penurun Asam Urat Yang Perlu Diketahui

Oleh sebab itu Allah SWT memberikan sebuah ‘apresiasi’ besar kepada hamba-Nya yang telah menahan seluruh hawa nafsunya baik itu dari segi perilaku (menahan emosi, berkata kotor dan semacamnya) dan perbuatan (makan dan minum). Dinyatakan dalam Hadits Qudsi, Allah SWT berfirman: “Puasa itu untuk-Ku, dan hanya Aku yang akan membalasnya”.

Dapatkan info terbaru dari Bacapos.com via email. Masukkan email anda

Bagikan :
Share on facebook
Share on whatsapp
Share on pinterest
Share on twitter
Share on linkedin
Share on email

Tulis komentar

scroll to top

Bacapos

Dapatkan informasi terbaru via email

Jangan lewatkan informasi terbaru lainnya dari Bacapos.com